Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani mengatakan, “Anakku, tidurlah di atas kasur qadar (ketentuan Allah),
dengan berbantal kesabaran, menerimanya dengan lapang tanpa menggerutu, tetap
mengabdi kepada Allah dengan berharap meraih pembebasan (penyelesaian masalah)
dari-Nya. Jika engkau lakukan itu, Allah Al-Muqaddir (yang menetapkan qadar)
akan mencurahkan kepadamu sebagian karunia-Nya lebih daripada apa yang engkau minta dan engkau
harapkan.
Wahai kaumku, mari kita tunduk dan menerima
segala ketetapan dan perbuatan Allah. Kita tundukkan kepala lahir dan batin
menerima qadar-Nya. Kita terima qadar-Nya dengan lapang dada, dan membiarkan
diri hanya oleh qadar-Nya. Sebab, ketetapan Allah bagaikan utusan kerajaan.
Kita harus memperlakukannya dengan baik dan hormat, karena kita memandang pada
yanag mengutusnya.
Jika kita memperlakukan ia seperti itu, maka ia
dengan suka cita akan membawa kita kepada yang mengutusnya. Di sanalah letak
pertolongan Allah. Di sana telah tersedia minuman dari lautan ilmu Allah,
makanan karunia Allah yang amat tinggi, keterdekatan dan keakraban bersama
Allah dan limpahan rahmat-Nya.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath
Ar-Rabbani.
No comments:
Post a Comment